Boleh kenalan?
Aku ingin memberitahumu beberapa hal
yang sebenarnya kamu gak perlu tahu, karena seharusnya kamu merasakan itu. Betapa
mereka begitu peduli dan menyayangimu, tidak hanya satu yang tak sungkan
meneteskan air mata hanya karena begitu menyayangimu tapi tak sanggup berbuat
apa-apa untuk menghimbaumu. Mereka jauh lebih tahu hidupmu ketimbang aku tapi
meraka ternyata sama sepertiku yang tidak pernah mengenal siapa kamu
sebenarnya.
Suara lirih himbauan itu terus
kuhujamkan padamu berharap agar ada sesuatu yang lebih baik bisa hadir dalam
jalanmu. Harapan ternyata tinggalkan harapan, harapan hanya menumbuhkan harapan
tidak ada hal yang bisa dirubah menjadi sesuatu selain harapan lagi dan harapan
lagi. Mungkin ada sesuatu yang salah, mungkin ada cara lain, mungkin memang
bukan aku.
Tunggu, bukankah tuhan tidak respek
pada hambanya yang mudah menyerah. Mungkin himbauan lirih terlalu sulit untuk
didengar, mungkin dia ada gangguan pendengaran. Perbaiki prasangka agar lebih
damai berjalan. Aku lantangkan suaraku agar kamu lebih paham betapa aku dan
kami menyayangimu. Aku tajamkan pandanganku agar kamu lebih paham betapa aku
dan kami benar-benar inginkan kejujuranmu. Kamu bukan bagian dari kami, karena
kami adalah kamu. Adalah keyakinan yang selama ini aku pegang teguh.
Lantang bukan berarti menantang, tajam
bukan berarti untuk menyayat. Terimalah dari sisi yang lebih hebat jangan
terlalu sederhana memihak perasaan, sertakan pikiran tanpa amarah, lebih peka
tak usah tergesah-gesah maknai apa yang sebenarnya mendatangimu. Tapi nyatanya
harapan lagi-lagi hanya sebuah ocean angan bukan kejadian. Kamu lebih memilih
pamit pergi dengan angan yang tak pasti salah karena kamu juga tak pernah mau
berbicara.
Anganku berselancar pasti kamu bakal
tertunduk lesu dan mulai berpandang diri, mendekat dan erat menepi pada
keluargamu . Bersimpuh sembari mengulurkan tangan tanda kamu adalah seorang
yang rapuh tanpa kami, anganku. Nyatanya, kamu bukanlah orang yang ada dalam
anganku, kamu adalah orang yang kuat, orang yang lebih dari hebat. Dengan mudah
kamu melambaikan tangan, bukti bahwa kamu tak perlu kami dalam jalanmu. Dan
begitu lemahnya kami yang tak mampu membuatmu untuk tetap tinggal.
Anganku bersimpu pada sedih dan malu,
betapa tak bergunanaya aku dan kami selama ini. Tak terhitung dengan pasti
sejak kapan kita saling mengenal dan saling peduli, yang aku tahu bukanlah
waktu yang sebentar. Tapi ternyata aku dan kami tak pernah tahu siapa kamu
sebenarnya dan apa arti kami bagimu. Selama itu pula tak ada suatu kebaikan
yang mampu kami tularkan, atau memang sejatinya kami yang tak baik.
Aku dan kami begitu menyayangi dan
mengasihimu, itu adalah alasan yang cukup kenapa aku dan kami sangat ingin
tahu. Aku ingin tahu karena rasa peduli bukan untuk sekedar mencaci atau
menghakimi. Berangkat dari rasa sayang yang berjalan pada rasa peduli hingga sampai
pada rasa ingin membantu. Peduli adalah wujud kasih yang ingin diberi. Aku
tidak memahami kenapa pada kenyataannya semua diartikan sebagai penghakiman
semata. Aku tidak sampai hati mengapa malah pergi ketika aku lebih giat untuk
peduli. Mungkin ketika aku tidak peduli tidak akan ada yang pergi, tapi
sayangnya aku juga tak ingin berdosa karena membiarkan sesuatu yang salah terus
terjadi.
Sodaraku aku sadar bahwa itu adalah
hakmu. Kamu berhak mendeklarasikan dirimu bukan lagi bagian dari keluargaku,
tapi aku juga berhak tetap menganggapmu sebagai sodara dan keluargaku. Karena kamu
harus tahu bahwa ini adalah keluarga tanpa darah tapi jauh lebih berhaga dari
sekedar ikatan darah. Aku mohon kelapangan dadamu jika kepedulianku justru
membuatmu tersakiti. Jika ada cara untuk membuatmu agar tidak pergi dan bisa
membuatmu berubah menjadi lebih baik jangan lupa memberi tahuku.
Komentar
Posting Komentar